Dalam sebuah buku berjudul “He’s just not that into you”, yang juga
pernah difilmkan pada tahun 2009, disebutkan beberapa ciri seorang pria,
apakah ia tertarik kepada seorang perempuan atau tidak. Pada dasarnya,
prinsip yang sama juga dapat diterapkan dalam hubungan antara karyawan
dengan bosnya.
Sebagai karyawan, kita perlu menjadi peka untuk melihat perilaku bos,
karena sikap si bos bisa menjadi indikator apakah ia menyukai kita atau
sebaliknya. Jika memang si bos tidak menyukai kita, akan sia-sia sekali
kita menghabiskan bertahun-tahun untuk bekerja dengannya, sedangkan dia
tidak peduli dengan perkembangan karir kita.
Daripada demikian, ada baiknya kita mencoba tips-tips berikut yang dilansir dari salary.com, tentang bagaimana mengenali tanda-tanda serta menghadapi kondisi di mana bos tidak menyukai kita:
1. Micromanagement
Biasanya, kita dapat melakukan suatu pekerjaan dengan tanpa masalah.
Akan tetapi, untuk pekerjaan yang sama, tiba-tiba bos menjadi lebih demanding
dan mempersoalkan kesalahan-kesalahan minor yang biasanya tidak menjadi
masalah. Pun si bos berusaha selalu memperingatkan hal tersebut
sesegera mungkin. Ketika bos sudah mulai menegur dan mengatur untuk
sesuatu yang sebenarnya absurd dan tidak perlu dibimbing, maka
sudah jelas bahwa bos tersebut tidak percaya terhadap kita. Jika
dibiarkan terus-menerus, kita akan tertekan dan lama-kelamaan akan
stress.
Solusinya adalah kita keluar dari tempat kerja kita. Sedangkan
apabila hal tersebut tidak memungkinkan, maka ada baiknya kita bicara
dengan si bos. Kita katakan dengan jujur bahwa kita ingin mengerjakan
hal terbaik dan butuh independensi. Selain itu kita juga dapat
menyelenggarakan weekly meeting dengan si bos untuk mencegah dia
berkali-kali datang ke meja kita.
2. Sulit ditemui dan Tidak Peduli
Berbanding terbalik dengan poin sebelumnya, kali ini si bos justru
sulit untuk kita temui. Ia bisa menghabiskan banyak waktu di kantor
untuk melakukan sesuatu yang ia sukai tetapi tidak suka meluangkan waktu
untuk kita. Berbagai alasan akan ia buat untuk menghindar dari kita
sepenting apapun urusan kita. Lebih menyakitkan lagi apabila ia bersedia
bertemu dengan orang lain untuk urusan yang sama. Ciri-ciri tersebut
adalah indikator bahwa bos tidak menyukai kita.
Satu-satunya jalan keluar untuk masalah ini adalah kita harus bertemu
muka dengan bos tersebut. Dengan frontal dan percaya diri kita harus
mengatakan dengan tegas. Misalnya, “Pak, saya tahu Bapak sibuk, tetapi
beberapa jadwal yang kita tentukan gagal dan saya perlu berbicara dengan
Bapak. Saya butuh input dan bimbingan dari Bapak”.
3. Dijadikan Pengecualian
Kamu sedang duduk di dalam kubikel, lalu semua orang berdiri dan
berjalan ke ruang meeting. Rupanya ada meeting untuk sebuah project
baru. Semua orang diundang kecuali kamu. Dari situ kamu mencium adanya
sebuah pengecualian yang dilakukan si bos. Kemungkinan pertama adalah
terjadi kesalahan sehingga nama kita terlewat dari undangan. Kemungkinan
yang kedua, memang si bos sengaja mendiskriminasi kita.
Solusi yang bisa kita ambil yakni dengan melakukan pendekatan
perlahan-lahan. Bertanya secara sopan dan memastikan penyebab kita luput
dari undangan. Jika memang benar hal tersebut disengaja, kita perlu
bicara dengan si bos ada permasalahan apa dan yakinkan si bos bahwa kita
tak akan bisa bekerja dengan baik tanpa ada update informasi dari
meeting tersebut.
4. Diacuhkan/dicemooh selama rapat
Rapat atau meeting di tempat kerja idealnya menjadi sebuah ajang
untuk brainstorming, bukannya tempat untuk saling menghakimi. Akan
tetapi, ketika bos kita melakukan hal tersebut terhadap kita selama
meeting, ada hal yang perlu dipertanyakan menyangkut hubungan kita
dengan si bos. Terlebih lagi apabila dalam proses kreatif, kita tidak
dilibatkan dalam pengumpulan ide, maka kita pantas curiga bahwa bos kita
tidak menyukai kita.
Menghadapi hal tersebut, yang sebaiknya kita lakukan adalah menahan
diri dan mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan si bos. Dengan
bijak, mintalah saran kepadanya tentang bagaimana seharusnya
mengutarakan ide dan ide tersebut diperhitungkan untuk kemajuan
perusahaan.
5. Tidak Memberikan Feedback
Hal yang lebih buruk dari memberi respon negatif adalah tidak
merespon sama sekali. Terlebih lagi jika kita telah melakukan pekerjaan
sebaik mungkin dan si bos tidak memberikan tanggapan apa pun, maka
sebetulnya si bos tidak menganggap kita sebagai sesuatu yang pantas
dihargai.
Jika kita belum siap untuk keluar dari tempat kerja tersebut, ada
beberapa hal yang dapat kita lakukan. Yang pertama adalah mengecek
lembar employee review, apabila itu sudah lama tak diisi padahal
sebetulnya sudah jatuh tempo, maka ada baiknya kita mengirim email
kepada bos. Isinya adalah mengingatkan bahwa kita perlu feedback dari
dia. Namun, apabila hal tersebut tidak mengubah keadaan, kita bisa
menggunakan email tersebut sebagai bukti untuk melaporkan si bos ke HRD.
6. Bos memberi pekerjaan di bawah kualifikasi
Ciri lain bahwa si bos membenci kita adalah dengan memberikan kita
pekerjaan yang sebetulnya bisa dikerjakan oleh orang yang tidak
berpendidikan sama sekali. Memberikan pekerjaan yang jauh di bawah
kemampuan kita merupakan indikasi bahwa si bos tidak menganggap kita
bisa berkontribusi terhadap perusahaan.
Langkah yang harus kita ambil adalah dengan menjadikan diri kita
layak diperhitungkan. Caranya adalah dengan melakukan banyak prestasi
dan menunjukan kepada bos bahwa kita memiliki kemampuan yang lebih dari
apa yang ia pikir kita punya.
Sumber : http://www.portalhr.com/tips/6-sinyal-bos-tidak-menyukai-kita/