Bekerja dengan orang yang tidak kita sukai, bisa membuat kita
terdistraksi dan tidak bersemangat. Namun, bertemu mereka dalam dunia
kerja, menurut beberapa ahli, adalah hal yang wajar terjadi.
Robert Sutton, pengarang buku Good Boss, Bad Boss
mengatakan, “Selalu ada orang lain, apakah itu keluarga, tetangga atau
rekan kerja, dan di antara orang-orang tersebut, bukan tidak mungkin
kita bertemu dengan orang yang tidak kita sukai.”
Daniel Goleman, co-director dari Consortium for Research on Emotional
Intellegent in Organizations di Universitas Rutgers juga memberikan
pandangannya bahwa menghindar dari rekan yang kita benci bisa menjadi
taktik yang bagus, akan tetapi, hal tersebut tidak selalu mungkin untuk
kita lakukan, terlebih bila kita menemui mereka di tempat kerja
sehari-hari.
Cara yang paling tepat adalah dengan menghadapinya dan mencoba mengurangi dampak merugikan yang mungkin timbul. Hbr.org memaparkan cara yang dapat kita coba agar terhindar dari efek negatif bekerja dengan orang yang tidak kita sukai:
Kelola Reaksi Kita
Menanggapi orang yang menyebalkan, sikap yang kita tunjukan beragam
dari mulai hal-hal yang membuat tidak nyaman hingga permusuhan secara
frontal. Goleman menyarankan bahwa ketika berhadapan dengan orang yang
tidak kita sukai, maka mulailah berfokus pada bagaimana seharusnya kita
merespon, bukan pada perbuatan yang telah dilakukan terhadap kita.
Ia mengatakan bahwa akan lebih produktif jika kita fokus pada
bagaimana reaksi kita, bukan apa yang mereka lakukan, karena perilaku
kitalah yang dapat kita kontrol. Penting juga bagi kita untuk melatih
kemampuan kita meng-handel stress. Pengelolaan stress yang baik membuat
kita berpandangan baru bahwa apa yang tadinya kita anggap menyebalkan,
tidak akan menjadi demikian lagi.
Jangan Sebarkan ketidaksukaan Kita dengan Partner Lain
Ketika kita memiliki personal dislikeness terhadap rekan
kerja, membicarakan hal tersebut dengan rekan kerja lain bukanlah
pilihan yang bijak. Emosi adalah sesuatu yang sangat sensitif dan
potensif membuat orang terluka perasaannya. Selain itu, ketika kita
membicarakan keburukan orang lain, maka rekan kerja lain pun justru
akan mengecap kita negatif.
Apabila sudah benar-benar tertekan dan butuh mengeluarkan uneg-uneg,
akan lebih baik jika kita bercerita dengan teman kita di luar organisasi
tempat kita bekerja.
Pertimbangkan bahwa itu kita, bukan orang yang kita benci
Setelah berhasil mengatur reaksi kita terhadap orang yang kita benci,
langkah selanjutnya adalah menganalisis mengapa kita membenci mereka.
Apakah karena dia mengingatkan kita pada sesorang atau sesuatu yang
buruk, atau karena kita tidak dapat melakukan apa yang dapat ia lakukan.
Kebencian bisa dipicu oleh iri hati. Emosi negatif kadang membuat kita
larut pada mindset yang tidak objective.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang menganggu kita,
akan lebih mudah bagi kita untuk mengerti apa peran kita dalam intrik
yang terjadi dengan rekan tersebut. Mengasumsikan bahwa kita adalah
bagian dari masalah justru akan membuat kita sadar bahwa mungkin saja
kita memiliki andil dalam masalah yang kita hadapi. Seandainya dimanapun
kita pergi selalu ada orang yang kita benci, sebetulnya itu adalah
sinyal yang buruk bagi kita.
Habiskan lebih banyak waktu bersama mereka
Mungkin hal ini terdengar ganjil. Jangankan menghabiskan banyak
waktu, untuk bersua saja mungkin kita merasa jengah. Padahal dengan kita
menghabiskan banyak waktu dengan mereka, kita bisa menjadi lebih
mengenal mereka dan mengerti hal-hal seperti apa yang mendorong mereka
melakukan hal-hal yang tidak kita sukai.Dampaknya adalah, mungkin sekali
kita tidak lagi benci melainkan berempati.
Meluangkan waktu dengan orang yang kita benci juga memungkinkan kita
untuk berkesempatan menciptakan hal-hal positif bersama. Meskipun
demikian, tetap ada satu pengecualian bahwa apabila orang tersebut
bermasalah dengan moralnya, maka menjauh bisa jadi pilihan terbaik.
Pertimbangkan Untuk Memberi Feedback
Jika langkah-langkah sebelumnya tidak mengubah keadaan, maka langkah
terakhir adalah dengan memberikan mereka feedback. Kita ungkapkan kepada
mereka bahwa ada sikap-sikap mereka yang cukup menganggu dan akan lebih
baik jika diperbaiki. Hanya saja kita perlu berhati-hati dalam
menyampaikannya dan melihat karakter dari rekan kita tersebut. Apakah
dia cukup terbuka dan mau dikritik atau justru sebaliknya. Jika kita
memberikan feedback dengan cara yang tepat, maka ada kesepampatan kita
akan membantu rekan tersebut mengembangkan kesadaran diri dan
meningkatkan efektivitas kerjanya.
Sumber : http://www.portalhr.com/tips/bagaimana-bekerja-dengan-orang-yang-kita-benci/
No comments:
Post a Comment