Wanita muda itu hampir memutuskan untuk kembali ke
perusahaan tempat ia bekerja dulu. Bagaimana tidak, dengan jabatan
terakhirnya sebagai seorang Manager di sebuah hotel bintang empat, jalur
ke arah pengembangan karir masih sangat terbentang luas dan jelas.
Sementara keputusannya untuk menjalankan bisnis di bidang jasa Catering
yang ditekuninya saat ini masih berupa tanda tanya besar. Bayangannya
tentang dunia wirausaha ketika ia masih bekerja di hotel dulu tiba-tiba
terasa sangat jauh dengan apa yang terjadi di lapangan dan dirasakannya
saat ini. Semula "map" (peta) yang dipegang menjelaskan bahwa
suatu bisnis adalah anda menciptakan produk kemudian pelanggan atau
pembeli menukarnya dengan uang lalu dari hasil penukaran tersebut
keuntungan diciptakan. Dari akumulasi keuntungan itulah kemudian asset perusahaan ditingkatkan.
Tetapi "territory" (kenyataan) atau fakta
berbicara lain. Sudah berbulan-bulan bahkan nyaris satu tahun, usahanya
belum menghasilkan transaksi yang melegakan. Bahkan keuntungan transaksi
yang sedikit dan masih jarang itu habis untuk menutup biaya tak terduga
akibat hambatan-hamabatan teknis seperti: handling complain pelanggan yang kurang efektif, biaya marketing yang
kurang terkontrol, produk yang kurang memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan, dsb. Sudah begitu, terkadang ia terpaksa "nombok" ketika
tanggal gajian tiba. Pendek kata, ia dihadapkan pada situasi yang serba
salah.
Saat ia lupa dengan cita-cita menjadi seorang
wirausawan dan pemilik suatu bisnis, terkadang muncul keinginan untuk
menghentikan dengan paksa usahanya. Tetapi tiba-tiba ia ingat bahwa
cita-citanya untuk menjadi wirausahawan adalah sesuatu yang sudah final;
tidak bisa ditawar. Dengan melintasi siklus antara lupa dan ingat
dengan cita-citanya, wanita lajang itu terus melakukan sesuatu antara creating customer dan handling jobs serta terkadang meng-istirahatkan diri. Seed of action
tetap ia taburkan meskipun tidak membuahkan hasil yang diharapkan pada
detik-detik ia membutuhkannya. Hingga suatu saat yang ia lupa
tanggalnya, telephone berdering dari seseorang yang ingin mengadakan
acara pernikahan sederhana. Ternyata penelpon itu adalah orang yang
membaca surat penawaran via facsimile kantor yang dikirim sekian
bulan yang lalu. Dari hasil pembicaraan disepakati bahwa seluruh menu
yang dipesan tergolong mudah dilayani. Walhasil kepuasan bisa dicapai
baik oleh penyedia dan pengguna jasa. Inilah yang disebut "The window of opportunity".
Dari pengalaman inilah ia memahami "Ilmu pengetahuan
khusus" untuk menjalankan bisnis dengan pendekatan improvisasi setapak
demi setapak. Memahami bahwa seed of action itu tidak pernah
bermakna sia-sia dalam arti yang kasat mata. Memahami bahwa peluang itu
datangnya sangat tersembunyi setelah diciptakan persiapan internal yang
matang. Memahami bahwa anak tangga yang dipasang oleh Hukum Alam tentang
entrepreneurship tidak bisa dilewati melainkan butuh bimbingan
untuk mempercepat langkah. Memahami bahwa saat-saat yang masih diliputi
kegagalan demi kegagalan dalam menciptakan transaksi yang profitable punya makna sebagai referensi dan memperkokoh postur diri.
Sistem
Cerita wanita muda di atas mewakili sekian banyak
umat manusia yang mengawali hidupnya sebagai pejuang gagasan di bidang
apapun. Tetapi memang seperti yang dikatakan Alford Korzybski bahwa " The map is not the territory".
Artinya persepsi anda tentang suatu realitas bukanlah realitas
melainkan persepsi itu sendiri. Selamanya pemahaman konseptual tidak
pernah tepat seratus persen dengan realitas dunia oleh karena itu gap
selalu ada dan gap itulah yang harus anda letakkan ke dalam perspektif
tantangan untuk diubah.
Tidak salah jika membangun bisnis diawali dengan
persepsi menciptakan produk, menemukan pelanggan atau pembeli, dan
menikmati keuntungan. Tetapi di sisi lain begitu mudahnya persepsi itu
kabur sehingga tidak segagah seperti pada saat anda merumuskannya di
atas kepala, menjadi sekedar human-talk, menjadi harapan yang jauh dari fakta atau dokumen sia-sia. Apa masalahnya?
Kalau merujuk pada cerita wanita muda di atas, maka jelas yang ia butuhkan sebenarnya adalah THE EFFORTS OF FINDING OUT THE SYSTEM THAT WORKS - menemukan suatu sistem yang tepat. Sebagai business owner
maka yang dibutuhkan oleh si wanita adalah tindakan bagaimana ia
menemukan celah di mana produk makanannya dalam kondisi siap untuk
menciptakan benefit bagi pembeli pada saat yang tepat dengan nilai
transaksi yang mendatangkan keuntungan dan terjadi secara rutin, predictable atau identified. Inilah yang disebut Sistem.
Jika muncul pertanyaan, mengapa tidak semua pebisnis
meraih keuntungan meskipun diperkuat dengan modal besar; mengapa tidak
semua kaum professional mandiri dengan professionalitasnya; dan mengapa
terkadang masih bisa ditemukan seorang penjual air mineral di sebuah
pangkalan Angkutan Kota yang bisa mandiri dengan keadaan hidupnya.
Jawabannya tentu saja bukan persoalan kasta intelektual atau akademik,
modal, atau lokasi strategis melainkan upaya menabur seed of action
yang telah menemukan sistem untuk berbuah dalam bentuk prestasi dan
kemandirian. Penjual air mineral yang telah memiliki sistem memahami
dengan pasti siapa pelanggannya hari itu, air mineral merek apa yang
disukai, dan kapan membeli. Jika ada calon pelanggan baru, ia sudah tahu
bagaimana cara menggiringnya supaya membeli produk dagangannya.
Menemukan Sistem
Dalam artikelnya berjudul "The Slight Edge Philosophy", seperti yang ditayangkan oleh Top Achievement (1998, Gene Donohue, Marlborough NH), Jeff Olson menyebut sistem itu dengan nama "The Slight Edge", yaitu sebuah sistem tentang kesuksesan yang didasarkan pada akumulasi perbaikan-perbaikan kecil. "It
is based on doing things that are easy-little disciplines which done
consistently over time, add up to the biggest accomplishments". Cuma
masalahnya, karena sifatnya yang kecil dan gampang dilakukan, maka anda
pun puya pilihan yang gampang untuk tidak melakukannya. Apalagi
resikonya tidak membahayakan sama sekali. Artinya jika anda memilih
tidak melakukan, anda tidak bakal mati atau terganggu hidup anda
seketika.
Katakanlah, andaikan wanita muda di atas tidak pernah mengirim facsimile ke kantor orang yang sekarang ini menjadi pelanggannya, tentu saja ia tidak merasakan apapun dari resiko itu. Toh mengirim facsimile
atau tidak mengirim hanya dibedakan oleh waktu yang bisa dihitung
dengan jumlah menit. Tetapi waktu yang hanya berukuran menit itulah yang
sebenarnya menjadi "The Slight Edge" - untuk memulai kesuksesan. Dengan istilah yang berbeda tetapi esensinya sama, Aristotle menyebutnya dengan Kebiasaan (The habit). "We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit."
Anda menjadi sosok yang dihasilkan dari apa yang berulang-ulang anda
kerjakan. Kesuksesan di bidang apapun tidak pernah dibangun dari
tindakan sekali jadi melainkan kebiasaan. Excellency lahir dari kebiasaan yang excellent.
Menurut Jeff Olson, Excellency atau Quality of life, atau apapun bentuknya adalah side effect dari pembenahan kecil dan terus-menerus terhadap empat wilayah berikut:
- Philosophy
- Attitude
- Action
- Result
Philosophy adalah paradigma, pedoman, Ilmu
Pengetahuan Khusus yang anda gunakan sebagai jurus untuk bermain di
dalam kehidupan ini guna mendapatkan apa yang benar-benar anda inginkan.
Dalam urutannya, paradigma merupakan muatan software internal anda yang menjadi sumber utama sebuah sikap dan tindakan. Untuk mencapai Excellent quality of life, maka anda harus menjadikan "The Slight Edge System"
sebagai pedoman hidup. Paradigma yang tepat akan membentuk pola sikap
yang tepat pula terhadap diri anda, orang lain, dan keadaan dunia pada
umumnya dalam kaitan dengan upaya menjadi pejuang gagasan. Sikap yang
tidak tepat akan mempercepat keinginan untuk "lupa" dengan gagasan awal
anda, mudah putus asa, dan patah. Ketika anda lupa, maka action
anda berhenti atau berpindah ke tempat lain. Dengan sendirinya struktur
dari kebiasaan anda pudar. Dan pada saat sudah terjadi demikian, anda
bisa menjawab sendiri bagaimana result yang dihasilkan.
Pertanyaannya kemudian, apa yang anda butuhkan agar
pembenahan yang anda lakukan di empat wilayah di atas terjaga
sinergisitasnya dengan keadaan anda dan keadaan dunia. Tak lain adalah knowledge yang menurut Jeff Olson ditemukan sumbernya dari tiga hal:
1. Studied Knowledge
Bacalah materi pengembangan yang sudah ditulis oleh para ahli sesuai kebutuhan anda. Membaca adalah escalator
yang memungkinkan untuk mempercepat pemahaman anda tentang manusia dan
dunia . Begitu pemahaman sudah anda peroleh lebih dulu ketimbang orang
lain, maka pemahaman itu bisa menjadi competitive advantage bagi anda.
2. Activity Knowledge
Sudah jelas bahwa hidup ini merupakan proses oleh
karena itu jalan menuju kesuksesan selalu dalam posisi sedang
diperbaiki. Kuncinya adalah anda harus melakukan sesuatu yang anda
butuhkan. Jangan menunggu sesuatu yang anda butuhkan lalu baru
melakukan. Melakukan berarti menyelami territory ke tingkat yang lebih dalam untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam. Knowledge oleh sebab itu, is power.
3. Modeled Knowledge
Selain materi yang sudah ditulis oleh para pakar di
bidangnya, kehidupan ini masih menyisakan tanda tanya yang tidak
tertulis tetapi mempunyai pengaruh konkrit dalam hidup anda. Contoh saja
"The Law of Association". Menurut Hukum ini, anda mendapatkan
apa yang benar-benar anda inginkan sebanding kurang lebihnya dengan apa
yang didapatkan oleh sepuluh orang pertama yang dekat dengan anda.
Pepatah lama mengatakan, Jika anda ingin mengetahui seseorang, cukup
anda mengetahui dengan siapa ia berteman dan berasosiasi.
Energi
Di luar bagan yang telah dirumuskan oleh Jeff Olson di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa anda membutuhkan energi atau "mental fuel"
yang berfungsi sebagai mobilisator. Energi itulah yang akan
menggerakkan anda ke arah kiblat tertentu yang anda tuju. Energi
tersebut meliputi:
1. Konsentrasi
Awalnya semua orang punya bakat alamiah untuk
merealisasi apa yang benar-benar diinginkan dari kehidupan ini. Jika
kemudian terjadi kenyataan yang sebaliknya, tentu saja sebabnya yang
paling utama adalah pilihan konsentrasi. Satu sisi anda punya keinginan
untuk maju dengan cita-cita dan gagasan anda tetapi pada sisi lain
muncullah keinginan untuk tidak mau melawan virus yang mengajak anda
mundur. Keinginan meraih sesuatu versus keinginan menghindar dari
sesuatu; keinginan mengingat versus keinginan melupakan.
Semua bentuk konflik keinginan di atas terjadi di
dalam diri anda, dan oleh sebab itu konsentrasi anda butuhkan dalam
kaitan dengan bagaimana keberadaan anda setiap saat selalu barada di
atas garis menuju realisasi gagasan (staying on track). Jika anda
tiba-tiba lupa dengan cita-cita anda, cepatlah menarik diri untuk
ingat. Gunakan konsentrasi untuk memperpanjang durasi ingatan, maju, dan
meraih sesuatu. Buatlah kavling atau pembatas yang jelas agar pikiran
bisa bekerja melawan semua distraksi yang akan menjauhkan anda dari
keinginan meraih sesuatu. Dalam hal ini memang dibutuhkan pengorbanan
untuk melupakan sesutau yang tidak penting yang terkadang setelah anda
sadari tidak ada kaitan apapun dengan misi, visi, dan tujuan anda.
2. Komitmen
Komitmen adalah bentuk tanggung jawab anda terhadap cita-cita dan gagasan anda. Berbeda dengan human talk atau
keinginan umum yang tidak dipertanggung jawabkan. Sekedar bicara
gagasan dan cita-cita, semua orang pasti menyimpan gagasan di kepalanya
tentang hal yang enak-enak. Tetapi kenyataannya memperjuangkan gagasan
tidak selamanya berhubungan dengan hal yang enak atau tidak enak
melainkan mau tidak mau berupa responsible action.
Komitmen terjadi di dalam proses merealisasikan apa
yang anda inginkan sementara hal yang enak-enak itu merupakan efek
sampingan saja. Di bidang bisnis misalnya, uang adalah efek samping dari
benefit yang anda berikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Kesuksesan adalah daya tarik yang anda ciptakan di dalam diri anda.
Tanpa komitmen terhadap The Slight Edge System, sangat mudah bagi
anda untuk segera terperangkap dalam pengembaraan asumsi yang terkadang
sia-sia di mana anda menghabiskan waktu untuk mencari dan menghindar
dari orang lain. Padahal mestinya anda mengeluarkan sesuatu dari dalam
diri anda untuk menciptakan benefit bagi orang lain lalu terjadi feedback setimpal bahkan terkadang lebih besar.
3. Integritas
Dalam hubungannya dengan memperjuangkan gagasan,
integritas lebih gampang diartikan dengan ukuran cinta dan rasa sayang
anda terhadap cita-cita, gagasan, dan keinginan. Dengan kata lain
seberapa hebat anda mampu "living with them". Keluarga Jackson
berlatih musik yang dibimbing oleh orang tuanya selama dua puluh enam
jam dalam satu hari. Bayangkan, sementara semua manusia hanya memiliki
waktu dua puluh empat jam. Memang, awalnya anda harus lebih dulu
membangkitkan energi yang membuat anda memiliki integritas terhadap
cita-cita dan gagasan anda. Begitu integritas sudah tercipta, andalah
yang dibangkitkan.
Inilah rahasia mengapa Edison atau Abraham Lincoln
tidak pernah kapok dengan sekian kegagalannya padahal kalau diukur
dengan kualitas manusia umum mereka sudah memiliki alasan yang sangat
cukup kuat untuk menghentikan eksperimennya. Bukan Edison, Abraham, atau
Soekarno yang menyuruhnya untuk maju tetapi mereka telah digerakkan
oleh energi intergritas yang tidak mampu dibendung meskipun oleh dirinya
sendiri.
Kembali ke perihal "The map is not the territory", maka jadikan peta itu sebagai guideline. Biarkan ia sebagai bintang yang bersinar. Jangan disobek atau dibuang di tong sampah ketika anda menemukan gap antara the map dan the territory.
Karena yang benar-benar anda perlukan adalah menyempurnakannya seiring
dengan kemajuan penyelaman terhadap kawasan teritorial. Jagalah agar
peta anda tetap akurat sehingga tidak menyesatkan anda ketika hendak
dijadikan referensi hidup berikutnya. Semoga berguna. (jp)
No comments:
Post a Comment