Oleh : Zaenuddin Mutadin, S.Psi, Msi
Jakarta, 04 Oktober 2002
Istilah adult berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata adultus berarti
telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah
menjadi dewasa (Hurlock, 1992). Oleh karena itu seorang yang disebut
dewasa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam
masyarakat. Sedangkan kedewasaan atau kematangan adalah suatu keadaan
bergerak maju ke arah kesempurnaan. Kedewasaan bukanlah suatu keadaan
yang statis, tetapi merupakan suatu keadaan menjadi.... (a state of becoming).
Meski tidak ada seorangpun yang sanggup untuk
bertindak dan bereaksi terhadap semua situasi dan semua aspek-aspek
kehidupan, dengan kedewasaan yang penuh. Tapi bagaimanapun juga, dalam
dunia kerja seorang pimpinan akan dituntut untuk menangani
permasalahan-permasalahan secara lebih dewasa. Oleh karena itu, ia
setidaknya harus memiliki beberapa ciri yang menunjukkan kedewasaan
tersebut. Kesuksesan dan kegagalan seseorang untuk memimpin dan
mengarahkan bawahannya akan sangat tergantung pada kedewasaan sikap dan
tindakan yang akan diambilnya. Bagaimana bentuk kedewasaan yang dituntut
untuk dimiliki tersebut? Dibawah ini akan diungkapkan beberapa kualitas
yang seharusnya dimiliki seorang pimpinan agar ia dianggap dapat
bersikap dewasa. Setiap kualitas yang satu menjadi kewajiban untuk
mencapai kualitas yang lainnya, dan menjadi bagian dari diri sang
pemimpin dalam menunaikan tugas sebagai seorang yang dianggap sudah
dewasa penuh.
Adapun ciri-ciri kedewasaan yang harus dimiliki oleh sorang pemimpin adalah sebagai berikut:
Menghargai Orang Lain
Seorang pimpinan yang baik harus bekerja bersama
dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa ia harus bekerja dengan
kekuatan- kekuatan, kelemahan-kelemahan, kesanggupan, dan
kekurangan-kekurangan dari orang lain itu. Jika dia dewasa, dia akan
menghargai perbedaan yang ada tersebut dan tidak akan mencoba untuk
membentuk orang lain agar sesuai dengan keinginannya sendiri dan tidak
memperalat bawahan untuk kepentingannya sendiri. Ia sanggup untuk
menerima kenyataan yang ada, bahwa setiap orang memiliki andil terhadap
hasil akhir suatu pekerjaan yang dikerjakan secara bersama-sama
(teamwork).
Hal ini bukan berarti bahwa seorang pemimpin yang
dewasa mempunyai hati yang lemah. Ia menerima orang lain, bukan berarti
memanjakan mereka untuk selamanya termasuk jika kekurangan mereka
(bawahan) akan mengganggu dan mempengaruhi tujuan secara keseluruhan.
Seorang pimpinan yang dewasa harus mampu memberhentikan atau memecat
seseorang yang tidak lagi memberikan sumbangan terhadap kemajuan atau
kebaikan organisasi. Hal ini penting sebab merupakan suatu ketidakadilan
bagi perusahaan dan orang lain jika orang yang tidak lagi mampu
memberikan kontribusi masih tetap dipertahankan.
Sabar
Pemimpin yang dewasa dapat belajar menerima kenyataan
bahwa untuk beberapa permasalahan memang tidak ada penyelesaian atau
pemecahan yang mudah. Ia tidak akan dengan mudah menerima pemecahan
masalah pertama yang disarankan. Ia akan menghargai fakta dan akan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi sebelum memberi saran pemecahan.
Bukan saja ia bersedia sabar, tetapi ia tahu benar perlunya beberapa
alternatif untuk mengambil suatu keputusan dalam pemecahan masalah.
Penuh Daya Tahan
Semua mahluk hidup pasti pernah mengalami sakit,
kesulitan dan kekecewaan. Begitupun dengan seorang pemimpin tidak akan
pernah luput dari permasalahan seperti itu. Biarpun demikian seorang
pemimpin yang dewasa akan bangkit lagi dan sehat lagi setelah diterpa
kemalangan yang bertubi-tubi dengan harapan dan daya tahan yang
dimilikinya. Ia akan berusaha jujur dan tidak akan berpura-pura semua
keadaan baik-baik saja. Ia menerima kenyataan bahwa rasa sakit harus
dipikul, kesalahan-kesalahan diperbaiki dan ia tidak akan membuang waktu
untuk menyesali dan meratapi kesalahan yang sudah berlalu. Kegagalan
akan meremukan dan menghancurkan orang yang lemah, sedangkan seorang
dengan kepribadian dewasa akan mengambilnya sebagai pelajaran dari
pengalaman yang sangat berharga.
Orang yang dewasa, disamping kesabaran dan
ketabahannya untuk mencari pemecahan masalah, juga harus mampu untuk
mengambil suatu keputusan, walaupun hanya menggunakan data atau
informasi yang sangat minim, kurang lengkap atau masih kabur. Setelah
menimbang fakta yang ada, ia akan segera menyadari bahwa dalam suatu
waktu suatu tidakan harus segera diambil. Dengan menyadarkan dirinya
terhadap keyakinan dirinya dan terhadap orang-orang disekitarnya ia
harus sanggup untuk mengambil dan memikul resiko yang sudah
diperhitungkan olehnya.
Peter Drucker pernah menyatakan bahwa masa depan
tidak pernah ada kepastian, tetapi hanya ada kemungkinan-kemungkinan.
Seorang pemimpin yang dewasa harus belajar menerima hal ini. Ia harus
mampu untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan perkiraan-perkiraan
atau kemungkinan-kemungkinan terbaik yang dapat diperoleh, sebab ia tahu
jika menunggu untuk memperoleh kepastian yang menyeluruh maka keputusan
yang diambil mungkin sudah terlambat.
Seseorang yang memiliki emosi yang sehat atau
memiliki kepribadian dewasa akan mengetahui bagaimana menikmati
pekerjaannya. Apapun jenis pekerjaannya seseorang yang dianggap dewasa
akan jarang bermalas-malasan. Ia mengetahui bagaimana menemukan kepuasan
dalam melakukan tugas dengan baik dan ia merasa bangga melaksanakan
tugas tersebut. Para pemimpin yang dewasa akan memperoleh kepuasan dalam
menangani suatu pekerjaan dan tidak menggagap pekerjaan sebagai beban
hidup.
Bagi seorang yang berkepribadian dewasa pekerjaan
sangat perlu untuk kelangsungan hidupnya sebagai seorang individu.
Pekerjaan merupakan jalan bagi dirinya untuk mengungkapkan dirinya
(aktualisasi diri). Dengan bekerja dirinya akan merasa terjamin untuk
tidak berkubang dengan kecemasan-kecemasan dan permasalahan-permasalahan
dirinya sendiri.
Orang yang tidak dewasa akan mengeluh dan menyesal
tentang kegagalan yang mereka alami. Mereka akan merasa bahwa kegagalan
yang mereka alami merupakan kesalahan orang lain dan nasib baik sedang
menjauhi mereka. Untuk menghindari kegagalan, mereka cenderung untuk
tidak menerima tanggung jawab. Sebaliknya bagi mereka yang
berkepribadian dewasa segala kesuksesan dan kegagalan merupakan
tanggungjawab diri sendiri. Mereka menyadari bahwa setiap orang
memerlukan ketabahan dan kekuatan serta tempat berlindung pada saat-saat
sulit, dan yang bertanggung jawab untuk menangani hal tersebut adalah
diri sendiri
Percaya pada orang lain/kekuatan lain seperti dukun,
pimpinan, nasib baik, dll, untuk memecahkan masalah merupakan suatu
tanda ketidakdewasaan. Kepercayaan terhadap kekuatan diri sendiri dan
berani menerima tanggung jawab dalam kehidupan sangat penting untuk
menimbulkan rasa aman dan kebahagiaan
Seorang pimpinan yang dewasa akan menyambut baik
partisipasi orang lain, walaupun menyangkut pengambilan keputusan yang
sulit. Hal tersebut terjadi karena mereka sangat yakin dan percaya
terhadap kemampuan mereka sendiri sehingga tidak ada rasa takut untuk
berkompetisi. Mereka akan mudah melihat dan mengenal bahwa orang lain
yang memiliki ide-ide dan fikiran yang berharga. Bagi mereka kekuatan
orang lain hanya akan menjadi ancaman bagi orang yang tidak merasa aman,
dan yang tidak ada kepercayaan terhadap dirinya sendiri.
Seorang pimpinan yang dewasa akan memperoleh kepuasan
berdasarkan prestasi yang dilakukan oleh bawahannya. Ia akan merasa
bangga dalam keyakinan dan kesadaran bahwa bawahannya adalah tanggung
jawabnya. Sebaliknya bagi seorang pimpinan yang tidak dewasa akan merasa
sebagai suatu hal yang pahit dan menyakitkan apabila diberikan situasi
yang serupa.
Tertawa adalah sehat. Orang yang dewasa atau matang
setuju dengan ucapan itu. Namun demikian orang yang dewasa tidak akan
membuat orang tertawa dengan cara merugikan atau melukai perasaan orang
lain. Mereka juga tidak akan tertawa jika orang lain dalam keadaan susah
atau terluka perasaannya.
Orang yang sehat emosinya akan selalu mengingat bahwa
humor itu harus baik sifatnya dan menyebarkan kebahagiaan bagi yang
mendengarkannya. Orang yang dewasa akan menggunakan humor bukan sebagai
alat pemukul atau menjatuhkan orang lain, tetapi sebagai alat untuk
melicinkan suasana dan mengendorkan ketegangan.
Orang yang dewasa, bukanlah
orang yang membuang-buang dan menyia-nyiakan energinya dengan memakai
dan menggerakkan seluruh energinya ke berbagai arah yang tidak menentu,
bahkan sering bertentangan arah. Pada umumnya mereka adalah orang yang
teratur dan sudah terorganisir serta dapat menangani problemnya dengan
efektif. Mereka bukan orang yang mudah beralih perhatian atau menyimpang
dari rencana oleh karena keinginan-keinginan yang muncul dengan
tiba-tiba, tetapi mereka dapat dengan mudah beralih dari kegiatan yang
satu ke kegiatan yang lain tanpa kebingunagan dan kekacauan.
Seorang pemimpin yang dewasa akan hidup dalam suatu
kehidupan yang seimbang. Ia merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan
dan tahu persis posisi dan peranannya di dalam perusahaan. Ia pintar
menempatkan diri sehingga tidak menyulitkan dirinya dan perusahaan. Ia
sanggup untuk bekerja keras dan selalu siap mengatasi tekanan yang
diterimanya serta dapat menikmati masa senggangnya dengan baik.
Para pemimpin yang efektif mempunyai pandangan dan
penilaian yang baik terhadap kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
yang dimilikinya. Pada kenyataannya hal ini sangat menentukan kesuksesan
seorang pemimpin. Namun hanya pemimpin yang memiliki kedewasaan yang
dapat memilih dan mengumpulkan pembantu-pembantu dan orang-orang
dekatnya untuk saling menutupi kekurangan dan kelemahan. Karena ia dapat
melihat dan menilai diri sendiri dengan baik secara objektif dan
realistis, maka ia akan sanggup untuk menggunakan kelebihan dan bakatnya
secara efektif. Ia juga akan terbebas dari rasa frustrasi yang mungkin
timbul karena kegagalan mencapai suatu hal yang diluar kemampuan
dirinya.
Banyak pemimpin yang sungguh-sungguh melihat
perusahaan sebagai suatu mahluk hidup yang harus dijaga dan dipelihara.
Mereka memandang dirinya sebagai pengawal bagi keselamatan dan kebaikan
perusahaan. Mereka menganggap dirinya berperan sebagai pengasuh dan
pelindung perusahaan yang kemudian meneruskan dan menyerahkan pengawalan
dan fungsi mengasuh tersebut kepada penerusnya.
Hal tersebut pula yang
menjelaskan mengapa pemimpin tidak akan segan-segan untuk bersikap keras
dan tegas dalam menghadapi orang lain bila menyangkut keselamatan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Mereka memegang teguh prinsip-prinsip
yang telah ditanamkan dalam perusahaan dan tidak akan kenal kata
menyerah jika dihadapkan paa soal hidup matinya perusahaan.
No comments:
Post a Comment