Order BBM hari Senin dengan harga lama. SPBU rugi Rp1.000/liter.
Kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk
kedua kalinya, disambut gembira oleh masyarakat. Namun, bagi pengelola
SPBU, penurunan itu berarti mereka harus merugi untuk kedua kalinya.
"Pertama, saat pemerintah menurunkan BBM pada 2 Januari 2015 dan kedua kalinya adalah pada 19 Januari 2015 yang akan datang," kata Pengawas SPBU Goze Bantul, Didik Kusnahadi, Sabtu 17 Januari 2015.
Didik mengatakan, kerugian terbesar saat pemerintah menurunkan BBM pada 2 Januari 2015. Saat itu, stok BBM sangat banyak, karena ada imbauan agar SPBU memenuhi kebutuhan BBM untuk tahun baru.
"Untuk saat ini, pengelola SPBU diberi tenggang dua hari untuk menghabiskan stok BBM dengan harga lama, sehingga kerugian tidak begitu banyak," ujarnya.
Namun demikian, niat baik pemerintah tersebut tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Karena, untuk memenuhi kebutuhan BBM pada Senin 19 Januari 2015 maka harus memesan minimal dua hari sebelumnya.
"Artinya kami membeli BBM dengan harga yang lama, namun menjual dengan harga baru dengan harga yang lebih murah," tuturnya.
Untuk kebutuhan BBM pada Senin pekan depan, Didik mengaku telah membayar order Premium sebanyak 42 kiloliter. Saat BBM dikirim, harga jualnya turun Rp1.000 per liter.
"Artinya, kami sudah rugi 42 kiloliter dikalikan Rp1.000 atau setara Rp42 juta," ujarnya.
Namun, biasanya, pemerintah melalui PT Pertamina akan mengganti kelebihan bayar yang dikeluarkan pengusaha. Seperti dikatakan Agus Wiyarto, pengelola SPBU di Jalan Imogiri Timur, Kabupaten Bantul, DIY. "Kelebihan bayar yang ditanggung pengelola SPBU, nantinya akan diganti oleh PT Pertamina, minimal satu bulan setelah kenaikan," kata dia. (art)
"Pertama, saat pemerintah menurunkan BBM pada 2 Januari 2015 dan kedua kalinya adalah pada 19 Januari 2015 yang akan datang," kata Pengawas SPBU Goze Bantul, Didik Kusnahadi, Sabtu 17 Januari 2015.
Didik mengatakan, kerugian terbesar saat pemerintah menurunkan BBM pada 2 Januari 2015. Saat itu, stok BBM sangat banyak, karena ada imbauan agar SPBU memenuhi kebutuhan BBM untuk tahun baru.
"Untuk saat ini, pengelola SPBU diberi tenggang dua hari untuk menghabiskan stok BBM dengan harga lama, sehingga kerugian tidak begitu banyak," ujarnya.
Namun demikian, niat baik pemerintah tersebut tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Karena, untuk memenuhi kebutuhan BBM pada Senin 19 Januari 2015 maka harus memesan minimal dua hari sebelumnya.
"Artinya kami membeli BBM dengan harga yang lama, namun menjual dengan harga baru dengan harga yang lebih murah," tuturnya.
Untuk kebutuhan BBM pada Senin pekan depan, Didik mengaku telah membayar order Premium sebanyak 42 kiloliter. Saat BBM dikirim, harga jualnya turun Rp1.000 per liter.
"Artinya, kami sudah rugi 42 kiloliter dikalikan Rp1.000 atau setara Rp42 juta," ujarnya.
Namun, biasanya, pemerintah melalui PT Pertamina akan mengganti kelebihan bayar yang dikeluarkan pengusaha. Seperti dikatakan Agus Wiyarto, pengelola SPBU di Jalan Imogiri Timur, Kabupaten Bantul, DIY. "Kelebihan bayar yang ditanggung pengelola SPBU, nantinya akan diganti oleh PT Pertamina, minimal satu bulan setelah kenaikan," kata dia. (art)
Sumber :
viva.co.id
No comments:
Post a Comment