TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN – Penangkapan terduga teroris Toni Saronggalo
(36) di pertigaan Dusun Lonjong, tepat di depan Toko Kharisma Minggu
(21/12/2014) malam oleh anggota Densus 88b Anti Teros sempat akan
mendapat perlawanan dari masyarakat, termasuk paman terduga, Tohir.
Keberanian warga yang hendak melakukan perlawanan saat melihat Toni
ditangkap dengan cara Densus 88 yang langsung merangsek dan menggiring
terduga semula dianggap sebagai orang umum yang hanya berniat jahat
terhadak Toni.
”Malah pamannya, Tohir juga ikut mau melawan petugas Densus 88,
karena tidak tahu saja kalau itu polisi Densus,”ungkap salah satu
pemilik warung yang dekat dekat TKP dan dibenarkan Ari Kasmari, sepupu
mertua terduga kepada Surya, Senin (22/12/2014) di lokasi kejadian.
Begitu para anggota Densus 88 mengeluarkan senjata laras panjangnya,
barulah spontan warga yang mau melakukan perlawanan terhadap anggota
Densus ini mundur lantaran baru tahu kalau itu polisi.
Ada yang semula reflek menyebut terjadi perampokan dan penganiayaan, ada juga yang semula menduga polisi salah tangkap.
“Warga yang ada di pertigaan Lonjong malam itu ceritanya memang mau
melawan anggota Densus 88. Tapi setelah banyak mengeluarkan senjata api
laras panjang, masyarakat takut dan mundur,”ungkap Ari Kasmari.
Wajar saja jika masyarakat ingin melawan dan menolong Toni, karena yang mereka tahu bahwa Toni Saronggalo hanyalah seorang penjual daging ayam keliling kampung yang sudah empat tahun banyak masyarakat kenal.
Sejumlah saksi mata saat ditemui Surya, seraya minta namanya untuk
tidak dikorankan bahkan tidak sampai perhatian kemana barang bukti
sepeda motor Yamah Zupiter dan keranjang ayam milik Toni dibawa Densus
88.
“Wah kulo mboten semerep, dibeto ten pundi sepeda motore niku. (Wah
saya tidak tahu dibawa kemana sepeda motornya,” kata Dalikah si pemilik
warung.
Bahkan Tohir, paman terduga juga tidak bisa berbuat banyak karena ia
baru mengerti keponakannya itu ditangkap Densus 88 setelah menyaksikan
sendiri bagaimana Densus 88 mengeluarkan senjata api laras panjang
ketika dirinya dan masyarakat hendak melakukan perlawanan.
Suasana berkecamuk dalam hati para saksi usai drama penangkapan Toni Saronggalo
warga asli Kediri yang bertempat tinggal di Dusun Kalimalang Desa
Kentong Kecamatan Glagah itu terus menjadi bahan pembicaraan malam itu.
Dan akhirnya, Tohir memberikan informasi kepada Musmaini, istri Toni
yang tidak lain adalah keponakannya sendiri, kalau Toni ditangkap
polisi. Kabar melalui sambungan telepon itu kemudian oleh Musmaini
diteruskan kepada paman satunya, Ari Kasmari yang rumahnya bersebelahan
dengannya.
No comments:
Post a Comment