Autism spectrum disorders (ASD) atau lazim disebut autisme bukanlah kelainan dari segi klinis, tetapi gangguan perkembangan yang tergolong dalam klasifikasi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV. Anak autisme
sering dideteksi di usia 3 tahun, dan dalam beberapa kasus paling dini
di usia 18 bulan. Ada 2 Studi menunjukkan bahwa banyak anak autisme
akhirnya dapat diketahui pada usia 1 tahun atau bahkan lebih muda.
Anak autisme memiliki dunianya sendiri dan cenderung
tidak mempedulikan apa yang ada disekitarnya. Kemampuan berkomunikasi
dan berinteraksi pun tidak sebaik anak pada umumnya. Mereka cenderung
mengucilkan diri dan “tidak tersentuh”.
CIRI-CIRI AUTISME
Apa saja ciri-ciri autisme? Semua anak dengan
autisme menunjukkan kekurangan pada: 1) interaksi sosial, 2) komunikasi
verbal dan nonverbal dan 3) ketertarikan atau perilaku yang
berulang-ulang
Selain itu, mereka sering memiliki respon yang tidak biasa untuk
pengalaman sensorik, seperti suara-suara tertentu atau cara melihat
suatu objek. Setiap gejala ini berjalan keseluruhan dari ringan sampai
parah. Ciri tersebut muncul secara berbeda pada masing-masing anak.
Sebagai contoh, seorang anak mungkin hanya sedikit kesulitan belajar
membaca tetapi menunjukkan interaksi sosial yang sangat buruk.
ASD digambarkan dengan perilaku tertentu dari sangat ringan ke berat.
Berikut indikator ASD yang diketahui dari Pelatihan Kesehatan
Masyarakat Jaringan Webcast, Autisme among Us.
Indikator yang mungkin, Gangguan Spektrum Autisme :
- Tidak mengoceh, menunjuk, atau membuat gerakan yang berarti di usia 1 tahun
- Tidak berbicara satu kata dengan 16 bulan
- Tidak menggabungkan dua kata dengan 2 tahun
- Tidak menanggapi saat dipanggil namanya
- Kehilangan kemampuan bahasa atau keterampilan sosial
Beberapa Indikator Lainnya:
- Miskin kontak mata
- Tidak tahu cara bermain dengan mainan
- Membariskan/menyusun mainan atau benda lainnya secara berlebihan
- Melekat pada satu mainan atau objek tertentu
- Tidak tersenyum
- Setiap saat tampak menjadi seperti cacat pendengaran.
TERAPI AUTISME
Jika seorang anak didiagnosis menderita autisme dan muncul kesulitan untuk membantu anak mengembangkan kemampuannya, maka carilah program khusus bantuan terapi autisme.
Pada awalnya ini akan berat, karena anda perlu mencatat sumber
informasi tentang program khusus bantuan terapi autisme anak kemudian
mengkonsultasikannya kepada dokter yang menangani anak anda. Semakin
anda proaktif mencari tahu informasi tentang cara membantu anak autis,
anda akan mengenali berbagai hal yang diperlukan untuk mengoptimalkan
kemampuan anak anda.
Paling tidak ada 10 terapi yang bisa diterapkan agar anak autisme berangsur-angsur dapat mengembangkan kemampuannya.
1. Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, berdasarkan dari
penelitian, dapat diukur kemajuannya, serta paling banyak dipakai di
Indonesia di masa kini. Karena telah dirancang khusus untuk anak
autisme, maka sistem yang dipakai adalah dengan memberi pelatihan khusus
pada anak dengan memberikan dukungan positif misalnya, pujian, hadiah,
dan lainnya.
2. Terapi Bicara (Speech – Language Therapy)
Hampir semua anak autisme mempunyai kesulitan dalam kemampuan verbal
dan non-verbal. Atau terkadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka
tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi
dengan orang lain. Terapi ini bisa dilakukan untuk membantu mereka
mengoptimalkan kemampuan berbahasa dan berbicaranya.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autisme mempunyai keterlambatan dalam perkembangan
motorik halus. Gerakannya kaku dan kasar. Mereka mengalami gangguan
motorik untuk memegang benda atau memfungsikannya. Misalnya mereka sulit
untuk memegang sendok dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Tterapi okupasi diharapkan dapat mengatasi hal ini agar anak autisme
dapat menggunakan kemampua motoriknya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Selain kesulitan menggunakan motorik halusnya, anak autisme juga
kesulitan dalam menggunakan motorik kasar. Misalnya, anak autisme
kesulitan untuk berjalan dengan benar. Keseimbangan tubuhnya kurang
bagus. Dengan terapi fisik seperti fisioterapi dan terapi integrasi
sensoris diharapkan dapat membantu untuk menguatkan otot-ototnya dan
memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Inilah kekurangan yang paling mendasar bagi anak autisme , yakni
minimnya kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi. Anak-anak ini
membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, berteman
dan bermain bersama. Dengan terapi ini, diharapkan mereka dapat bergaul
dan meningkatkan hubungan sosialnya dengan teman-teman sebaya .
6) Terapi Bermain
Mungkin hal ini terdengarnya aneh, tetapi memang benar, seorang anak
autisme membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan
teman bergmanfaat untuk belajar berbicara,berkomunikasi dan berinteraksi
sosial. S
7) Terapi Perilaku
Anak autisme seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali
tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya,
Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan.
Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih
untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari
solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak
tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8 ) Terapi Perkembangan
Terapi perkembangan di antaranya Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention).
Dalam hal ini, terapis berupaya mengetahui minat anak, kekuatannya dan
tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial,
emosional dan Intelektualnya.Terapi perkembangan berbeda dengan terapi
perilaku seperti ABA namun mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual
Anak autisme lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melaluiberbagai gambar.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now).
Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat
gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini
diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada
gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara
intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal
abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari
gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila
mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari
dalam tubuh sendiri (biomedis).
Sumber:
Book of Autism Spectrum Disorders: Pervasive Developmental Disorder by NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH
www.autis.info
No comments:
Post a Comment