ads ads ads ads

Thursday, December 11, 2014

Autisme: Gangguan Perkembangan Pervasif

autismeAutism spectrum disorders (ASD) atau lazim disebut autisme bukanlah kelainan dari segi klinis, tetapi gangguan perkembangan yang tergolong dalam klasifikasi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV. Anak autisme sering dideteksi di usia 3 tahun, dan dalam beberapa kasus paling dini di usia 18 bulan. Ada 2 Studi menunjukkan bahwa banyak anak autisme akhirnya dapat diketahui pada usia 1 tahun atau bahkan lebih muda.

Anak autisme memiliki dunianya sendiri dan cenderung tidak mempedulikan apa yang ada disekitarnya. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi pun tidak sebaik anak pada umumnya. Mereka cenderung mengucilkan diri dan “tidak tersentuh”.





CIRI-CIRI AUTISME
Apa saja ciri-ciri autisme? Semua anak dengan autisme menunjukkan kekurangan pada: 1) interaksi sosial, 2) komunikasi verbal dan nonverbal dan 3) ketertarikan atau perilaku yang berulang-ulang

Selain itu, mereka sering memiliki respon yang tidak biasa untuk pengalaman sensorik, seperti suara-suara tertentu atau cara melihat suatu objek. Setiap gejala ini berjalan keseluruhan dari ringan sampai parah. Ciri tersebut muncul secara berbeda pada masing-masing anak. Sebagai contoh, seorang anak mungkin hanya sedikit kesulitan belajar membaca tetapi menunjukkan interaksi sosial yang sangat buruk.

ASD digambarkan dengan perilaku tertentu dari sangat ringan ke berat. Berikut indikator ASD yang diketahui dari Pelatihan Kesehatan Masyarakat Jaringan Webcast, Autisme among Us.

Indikator yang mungkin, Gangguan Spektrum Autisme :
  • Tidak mengoceh, menunjuk, atau membuat gerakan yang berarti di usia 1 tahun
  • Tidak berbicara satu kata dengan 16 bulan
  • Tidak menggabungkan dua kata dengan 2 tahun
  • Tidak menanggapi saat dipanggil namanya
  • Kehilangan kemampuan bahasa atau keterampilan sosial
Beberapa Indikator Lainnya:
  • Miskin kontak mata
  • Tidak tahu cara bermain dengan mainan
  • Membariskan/menyusun mainan atau benda lainnya secara berlebihan
  • Melekat pada satu mainan atau objek tertentu
  • Tidak tersenyum
  • Setiap saat tampak menjadi seperti cacat pendengaran.
TERAPI AUTISME
Jika seorang anak didiagnosis menderita autisme dan muncul kesulitan untuk membantu anak mengembangkan kemampuannya, maka carilah program khusus bantuan terapi  autisme. Pada awalnya ini akan berat, karena anda perlu mencatat sumber informasi tentang program khusus bantuan terapi autisme anak kemudian mengkonsultasikannya kepada dokter yang menangani anak anda. Semakin anda proaktif mencari tahu informasi tentang cara membantu anak autis, anda akan mengenali berbagai hal yang diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak anda.

Paling tidak ada 10 terapi yang  bisa diterapkan agar anak autisme berangsur-angsur dapat mengembangkan kemampuannya.

1. Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, berdasarkan dari penelitian, dapat diukur kemajuannya, serta paling banyak dipakai di Indonesia di masa kini. Karena telah dirancang khusus untuk anak autisme, maka sistem yang dipakai adalah dengan memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan dukungan positif misalnya, pujian, hadiah, dan lainnya.

2. Terapi Bicara (Speech – Language Therapy)
Hampir semua anak autisme mempunyai kesulitan dalam kemampuan verbal dan non-verbal. Atau terkadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Terapi ini bisa dilakukan untuk membantu mereka mengoptimalkan kemampuan berbahasa dan berbicaranya.

3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autisme mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerakannya kaku dan kasar. Mereka mengalami gangguan motorik untuk memegang benda atau memfungsikannya. Misalnya mereka sulit untuk memegang sendok dan menyuapkan makanan ke  dalam mulutnya. Tterapi okupasi diharapkan dapat mengatasi hal ini agar anak autisme dapat menggunakan kemampua motoriknya dengan benar.

4) Terapi Fisik
Selain kesulitan menggunakan motorik halusnya, anak autisme juga kesulitan dalam menggunakan motorik kasar. Misalnya, anak autisme kesulitan untuk berjalan dengan benar. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Dengan terapi fisik seperti fisioterapi dan terapi integrasi sensoris diharapkan dapat membantu untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5) Terapi Sosial
Inilah kekurangan yang paling mendasar bagi anak autisme , yakni minimnya kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi. Anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, berteman dan bermain bersama. Dengan terapi ini, diharapkan mereka dapat bergaul dan meningkatkan hubungan sosialnya dengan teman-teman sebaya .

6) Terapi Bermain
Mungkin hal ini terdengarnya aneh, tetapi memang benar, seorang anak autisme membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman bergmanfaat untuk belajar berbicara,berkomunikasi dan berinteraksi sosial. S

7) Terapi Perilaku
Anak autisme seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,

8 ) Terapi Perkembangan
Terapi perkembangan di antaranya  Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention). Dalam hal ini, terapis berupaya mengetahui minat anak, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya.Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA namun mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

9) Terapi Visual
Anak autisme lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melaluiberbagai gambar.

10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

Sumber:
Book of Autism Spectrum Disorders: Pervasive Developmental Disorder by NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH
www.autis.info

No comments:

Post a Comment