Selasa, 4 Februari 2014, 14:43 WIB
Kurangnya lapangan pekerjaan, membuat banyak orang menganggur. Mereka
duduk berjam-jam di depan komputer untuk mencari lowongan kerja, atau
lebih parah lagi, seharian hanya menonton televisi.
Jika terlalu lama dibiarkan, ini akan berdampak pada kondisi kesehatan.
Sebuah penelitian yang
dilakukan Wayne State University School of Medicine di Detroit,
Michigan, Amerika Serikat, mengungkap bahwa menganggur dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan berbagai penyakit
kronis lain.
Dikutip dari Medical Daily,
para peneliti mengatakan bahwa ada perubahan pada neuron yang mengatur
pernapasan dan tekanan darah di otak saat orang menganggur.Hasil ini
didapat setelah para peneliti melakukan percobaan selama tiga bulan pada
dua kelompok tikus.
Kelompok tikus pertama
dimasukkan dalam kandang yang mempunyai roda. Roda tersebut dapat
digunakan oleh para tikus untuk berlari-lari. Sementara kelompok kedua
hanya ditempatkan dalam kandang kosong tanpa alat permainan apapun
sehingga mereka lebih banyak menganggur.
Setelah tiga bulan,
tikus-tikus di kelompok pertama rata-rata berlari selama tiga mil per
hari, atau sama dengan 434,5 kilometer. Untuk melihat dampaknya pada
tubuh, peneliti menyuntikkan zat khusus yang dapat membuat neuron
tersebut menjadi berwarna cerah.
Ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi neuron yang berasal di rostral ventrolateral medulla. Neruron ini merupakan bagian dari otak yang mengontrol pernapasan dan berbagai sistem tubuh lainnya.
Bagian otak itu juga
mengontrol tekanan darah dan sistem saraf simpatik, yang penting dalam
memantau pembuluh darah saat berkontraksi dan melebar.
Hasilnya, peneliti
menemukan perbedaan yang cukup signifikan antara neuron tikus yang
berlari dengan yang tidak. Pada tikus yang tidak berlari dan menganggur,
sistem neuron di rostral ventrolateral medulla-nya mengalami perubahan bentuk dan memiliki cabang lebih banyak.
Cabang-cabang itu membuat
neuron menjadi lebih mudah terstimulasi, sehingga mengirimkan
pesan-pesan yang membingungkan pada sistem kecemasan otak. Karena
terlalu sering menerima pesan cemas, otak pun secara langsung
meningkatkan tekanan darah.
Hal inilah yang memicu terjadinya serangan jantung dan stroke. viva.co.id
No comments:
Post a Comment