ads ads ads ads

Wednesday, February 5, 2014

Bahaya Menganggur: Picu Serangan Jantung dan Stroke

Rizky Sekar Afrisia, Marlina Irdayanti
Selasa, 4 Februari 2014, 14:43 WIB


Kurangnya lapangan pekerjaan, membuat banyak orang menganggur. Mereka duduk berjam-jam di depan komputer untuk mencari lowongan kerja, atau lebih parah lagi, seharian hanya menonton televisi.
Jika terlalu lama dibiarkan, ini akan berdampak pada kondisi kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan Wayne State University School of Medicine di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, mengungkap bahwa menganggur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan berbagai penyakit kronis lain.
Dikutip dari Medical Daily, para peneliti mengatakan bahwa ada perubahan pada neuron yang mengatur pernapasan dan tekanan darah di otak saat orang menganggur.Hasil ini didapat setelah para peneliti melakukan percobaan selama tiga bulan pada dua kelompok tikus.
Kelompok tikus pertama dimasukkan dalam kandang yang mempunyai roda. Roda tersebut dapat digunakan oleh para tikus untuk berlari-lari. Sementara kelompok kedua hanya ditempatkan dalam kandang kosong tanpa alat permainan apapun sehingga mereka lebih banyak menganggur.
Setelah tiga bulan, tikus-tikus di kelompok pertama rata-rata berlari selama tiga mil per hari, atau sama dengan 434,5 kilometer. Untuk melihat dampaknya pada tubuh, peneliti menyuntikkan zat khusus yang dapat membuat neuron tersebut menjadi berwarna cerah.
Ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi neuron yang berasal di rostral ventrolateral medulla. Neruron ini merupakan bagian dari otak yang mengontrol pernapasan dan berbagai sistem tubuh lainnya.
Bagian otak itu juga mengontrol tekanan darah dan sistem saraf simpatik, yang penting dalam memantau pembuluh darah saat berkontraksi dan melebar.
Hasilnya, peneliti menemukan perbedaan yang cukup signifikan antara neuron tikus yang berlari dengan yang tidak. Pada tikus yang tidak berlari dan menganggur, sistem neuron di rostral ventrolateral medulla-nya mengalami perubahan bentuk dan memiliki cabang lebih banyak.
Cabang-cabang itu membuat neuron menjadi lebih mudah terstimulasi, sehingga mengirimkan pesan-pesan yang membingungkan pada sistem kecemasan otak. Karena terlalu sering menerima pesan cemas, otak pun secara langsung meningkatkan tekanan darah.
Hal inilah yang memicu terjadinya serangan jantung dan stroke. viva.co.id

No comments:

Post a Comment