Hubungan asmara antara pekerja dengan koleganya
maupun antara pekerja dengan atasan atau pun bawahan merupakan suatu
fenomena yang biasa ditemui dalam dunia kerja. Hubungan asmara tersebut
ada yang berakhir dengan perkawinan dan ada juga yang berakhir dengan
kepahitan, saling membenci, penuh dengan dendam bahkan salah satu pihak
lalu menuduh bahwa telah terjadi pelecehan seksual.
Fenomena diatas tentu saja sangat menarik untuk
disimak lebih lanjut mengingat bahwa hubungan asmara merupakan suatu hal
yang wajar dan amat manusiawi sebagai akibat dari interaksi antar
individu. Permasalahannya adalah bahwa hubungan tersebut seringkali
disertai dengan gejolak-gejolak psikologis yang akhirnya dapat
mempengaruhi kinerja individu yang bersangkutan atau pun rekan kerja
yang lain (team atau departemen). Selain itu tidak adanya peraturan
tertulis yang secara jelas mengatur batasan-batasan yang harus dipatuhi
oleh individu yang sedang di mabuk asmara tersebut, semakin membuatnya
menjadi kompleks.
Pertanyaan yang harus dijawab kemudian adalah apa
saja risiko yang mungkin timbul sebagai akibat menjalin hubungan asmara
dengan rekan kerja. Lalu bagaimana HRD harus berperan untuk menyikapi
hal-hal yang berhubungan dengan hubungan asmara tersebut. Dan pertanyaan
terakhir adalah bagaimana individu yang sedang dimabuk asmara tersebut
menyikapi hubungan yang terjadi sehingga tidak mempengaruhi kinerja
mereka. Dalam artikel ini penulis akan mencoba untuk menguraikan hal-hal
tersebut.
Alasan
Beberapa alasan mengapa bisa terjadi hubungan asmara di tempat kerja, menurut penulis dapat dibagi dalam beberapa alasan:
Kesiapan
Para pekerja di perusahaan atau organisasi pada
umumnya adalah orang-orang yang secara fisiologis dan psikologis
merupakan individu yang sudah siap untuk menjalin hubungan asmara,
bahkan berumahtangga. Selain itu mereka pada umumnya memiliki kesiapan
finansial yang relatif lebih baik dari masa sebelumnya (cth: memiliki
penghasilan dan fasilitas). Dengan kondisi-kondisi tersebut maka
sangatlah wajar jika individu mulai tertarik satu sama lain dan mencari
pasangan hidupnya masing-masing.
Waktu
Di Indonesia waktu efektif yang
dihabiskan untuk bekerja dalam seminggu adalah antara 40 jam s/d 48
jam. Dengan kondisi yang serba padat dan macet di kota-kota besar
seperti di Jakarta maka waktu yang tersisa untuk aktivitas di rumah
menjadi semakin sedikit karena jarak tempuh antara rumah dan kantor
terkadang bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam per hari. Selain
itu kondisi tersebut berpotensi untuk membuat para pekerja memutuskan
untuk tinggal lebih lama di kantor karenna menunggu arus lalu lintas
menjadi lebih lancar. Hal ini semakin menambah banyaknya waktu yang
dihabiskan di kantor. Dengan tersedianya banyak waktu yang dihabiskan di
kantor/aktivitas kerja maka tidaklah mengherankan jika selama bekerja
terjalin hubungan asmara antar individu.
Kebersamaan
Perusahaan merupakan suatu sistem yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Pekerjaan atau tugas-tugas kantor pun
mengikuti sistem tersebut sehingga banyak tugas yang harus dikerjakan
secara bersama-sama (teamwork). Dalam kebersamaan ini individu dapat
saling bertukar informasi, belajar satu dengan yang lain dan tidak
jarang mereka membagi pengalaman-pengalaman pribadi. Situasi inilah yang
kadang-kadang memunculkan benih-benih cinta diantara para pekerja.
Minat
Kesamaan minat akan suatu pekerjaan atau profesi
sangat berpeluang untuk menumbuhkan benih-benih cinta antara individu.
Secara psikologis ketika kita bertemu dengan orang yang memiliki minat
yang sama atau seprofesi maka secara tidak langsung kita akan merasa
lebih dekat dan mudah untuk bertukar pikiran atau ngobrol. Kejadiannya
sama seperti ketika seseorang yang tinggal di perantauan bertemu dengan
seseorang yang berasal dari daerah/kota yang sama dengan dirinya. Inilah
salah satu sebab mengapa individu yang menjalin hubungan seringkali
berasal dari bidang atau divisi yang sama, meski tidak berada dalam satu
kantor/ruangan.
Risiko
Sama seperti setiap orang yang
sedang jatuh cinta, maka menjalin asmara dengan teman sekantor juga
membawa berbagai kebahagiaan bagi pasangan yang sedang jatuh cinta
tersebut. Individu yang sedang dimabuk cinta mungkin tidak sabar untuk
segera tiba kantor karena akan bertemu dengan pujaan hatinya, ia juga
tidak keberatan untuk bekerja lembur (asal ditemani oleh pacarnya).
Energinya menjadi berlipat ganda (terutama pada awal masa pacaran)
sehingga seringkali terlihat bekerja dengan penuh semangat, bahkan
mungkin belum pernah seenergik itu sebelumnya.
Namun demikian kebahagiaan
tersebut diatas tidak akan berlangsung lama jika pasangan yang dilanda
cinta tersebut tidak berhati-hati dan memperhitungkan dengan seksama
risiko-risiko yang akan dihadapi di kemudian hari. Risiko-risiko
tersebut diantaranya:
Terlena
Pada umumnya individu yang
sedang jatuh cinta seringkali terbuai dan lupa dengan realitas yang ada.
Hal ini cenderung membuat kesadaran diri individu tersebut untuk
hal-hal tertentu diluar percintaan menjadi berkurang karena terfokus
pada sang pujaan hati. Pada masa-masa ini nasehat rekan kerja yang
sangat penting mungkin akan kurang didengar dibandingkan dengan saran
yang diberikan oleh sang pacar. Jika kedua individu tidak menyadari
realitas yang ada (ada banyak pekerjaan menunggu atau ada teman-teman
yang mengharapkan bantuan kerjasama, dll) maka bisa jadi hubungan asmara
yang terjadi malah berubah menjadi bencana karena akan menghambat
perkembangan karir masing-masing.
Konflik Kepentingan
Hubungan asmara yang terjadi antara atasan dan
bawahan akan sangat berpotensi menimbulkan berbagai konflik kepentingan.
Jika kedua pihak tidak menyadari dengan sungguh-sungguh maka akan
sangat sulit untuk melakukan penilaian yang obyektif pada hal-hal yang
berhubungan dengan penilaian kinerja atau pun menyangkut pendisiplinan.
Bukankah akan sangat sulit untuk meninggalkan unsur subyektivitas ketika
anda (atasan) diminta untuk menilai seseorang (bawahan) yang kebetulan
adalah pacar atau pujaan hati anda sendiri? Selain itu sebagai atasan,
bisa saja anda "dimanfaatkan" oleh pacar anda tersebut untuk mencapai
kepentingan-kepentingan pribadi tanpa anda sadari.
Energi
Hubungan asmara, dimanapun lokasinya, tidak akan
mungkin dapat ditutup-tutupi. Cepat atau lambat semua orang di sekitar
anda pasti akan tahu siapa kekasih anda. Dalam hal menjalin hubungan
asmara di kantor maka individu harus menyiapkan energi ekstra untuk
menghadapi berbagai komentar, kecemburuan atau pun kecurigaan yang
mungkin dilakukan oleh rekan kerja. Komentar yang harus disikapi secara
profesional dan elegan misalnya: "tentu saja karirnya cepat menanjak,
lihat dong siapa pacarnya!" (maksudnya karir seseorang lebih mudah
menanjak ketika berpacaran dengan seseorang yang memiliki jabatan
strategis dalam perusahaan). Atau mungkin juga ada komentar yang
mengatakan sebagai berikut: "heran ya, kok dia mau pacaran dengan orang
seperti itu?" Tentu saja untuk menghadapi komentar atau kecurigaan
seperti ini dibutuhkan kesabaran, kerendahan hati dan kemampuan untuk
menahan amarah. Bukankah semua ini membutuhkan energi ekstra?
Bukan Hanya Urusan Dua Orang
Mereka yang menjalin hubungan
asmara di kantor mungkin berpendapat bahwa hubungan tersebut hanyalah
urusan pribadi kedua belah pihak. Namun apakah benar demikian?
Kenyataannya hubungan asmara tersebut menimbulkan dampak yang luas ke
rekan-rekan kerja yang lain. Secara sadar maupun tidak, hubungan asmara
tersebut akan mewarnai berbagai penilaian, pengambilan keputusan dan
hubungan kerja antara pasangan yang berpacaran dengan teamwork atau
rekan kerja lainnya. Rekan-rekan kerja yang lain mungkin akan cenderung
mengambil jarak atau membatasi topik pembicaraan dengan anda dan
pasangan, ketika mereka melihat anda sedang duduk berduaan di kantin,
ruang meeting, acara-acara company gathering, atau tempat-tempat
lainnya karena ingin memberikan privacy kepada anda berdua.
Keputusan-keputusan yang menyangkut promosi, tugas dan tanggungjawab,
team building dan pelaksanaan suatu proyek yang melibatkan anda
seringkali diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut
hubungan asmara anda. Alangkah sayangnya jika anda tidak mendapat
promosi hanya gara-gara orang lain menilai bahwa anda terlalu
mementingkan hubungan asmara daripada pekerjaan.
Pelecehan Seksual
Hubungan asmara yang terjadi di kantor, terutama
antara atasan dan bawahan, seringkali berakhir dengan kepahitan. Dalam
banyak kasus, individu yang telah berakhir hubungan asmaranya cenderung
menjelek-jelekkan satu sama lain atau saling membenci. Tidak jarang
akhirnya justru muncul tuduhan bahwa salah satu pihak telah melakukan
pelecehan seksual. Inilah risiko berat yang mungkin harus diwaspadai
para atasan yang kebetulan menjalin hubungan dengan anak buahnya,
mengingat bahwa masalah pelecehan seksual merupakan salah satu topik
yang seringkali membuat kejatuhan karir seseorang.
Peran HRD
Masalah hubungan asmara dengan
rekan kerja di kantor bisa menjadi problematik manakala hubungan
tersebut sudah mengganggu kinerja pegawai yang bersangkutan atau pun
rekan-rekan lainnya sehingga produktivitas perusahaan ikut terganggu.
Dalam hal ini, meskipun HRD sebenarnya tidak boleh mencampuri urusan
pribadi pegawai, namun jika masalah pribadi tersebut ternyata telah
mengganggu produktivitas perusahaan maka HRD wajib melakukan tindakan
berupa teguran, bimbingan bahkan peringatan tertulis. Permasalahannya
adalah banyak perusahaan (mungkin 99%) tidak memiliki batasan yang jelas
tentang hal-hal apa saja yang harus dipatuhi oleh individu yang
menjalin hubungan asmara dengan teman kerja di kantor. Hal ini tentu
berbeda jika pasangan tersebut sudah sepakat untuk menikah (biasanya
sudah ada aturan yang jelas apakah perusahaan membolehkan pegawai yang
memiliki hubungan keluarga dapat bekerja di satu perusahaan atau tidak).
Dalam hal ini maka individu yang akan menikah sudah tahu risikonya
(cth: salah satu pihak harus mengundurkan diri). Dengan memperhatikan
hal-hal seperti ini, ada baiknya jika pihak HRD mampu menyusun
seperangkat aturan tertulis yang mengatur tentang batasan-batasan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan untuk dilakukan jika perusahaan
mengijinkan pegawainya menjalin hubungan dengan rekan kerja di dalam
satu perusahaan. Hal ini dipandang perlu mengingat bahwa sampai kapanpun
pasti akan selalu ada hubungan asmara di antara para pekerja (sesama
rekan kerja maupun antara atasan dan bawahan).
Mengingat bahwa hubungan asmara yang terjadi di
kantor tidak mungkin dapat terhindarkan, maka hal-hal yang harus menjadi
perhatian khusus dari pihak HRD adalah menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
Perselingkuhan
Perselingkuhan mungkin sudah tidak asing lagi di
telinga kita. Dan tanpa disadari seringkali perselingkuhan tersebut
justru terjadi di tempat kerja. Oleh karena itu HRD harus jeli dalam
menanggapi permasalahan tersebut. Penanganan masalah ini mungkin akan
lebih banyak menggunakan pendekatan pribadi daripada profesional,
apalagi jika budaya dalam perusahaan tersebut cenderung "memberikan
toleransi" terhadap perselingkuhan. Dalam perusahaan-perusahaan tertentu
memang ada yang melakukan tindakan tegas dengan langsung meminta
individu yang melakukan perselingkuhan dengan rekan kerja untuk
menghentikan kegiatan tersebut dan jika tidak maka akan dilakukan
tindakan tegas berupa PHK. Hal tersebut tentu sangat baik untuk menjaga
keutuhan rumah tangga para pekerja. Namun sayang jumlah perusahaan yang
melakukan hal tersebut masih sedikit dan para "peselingkuh" pun semakin
pintar menutupi aksi mereka.
Tempat
Hubungan asmara antar rekan kerja akan berpotensi
menimbulkan masalah jika dilakukan secara berlebihan, misalnya memeluk
atau mencium pasangan di depan rekan-rekan kerja yang lain (untuk budaya
Indonesia) atau berkencan di ruang rapat, kantin, dll. Kejadian
tersebut selain tidak membuat nyaman rekan-rekan kerja yang lain, juga
menyalahi fungsi tempat kerja tersebut. Hal-hal yang harus menjadi
perhatian HRD dalam hal ini adalah menjaga agar fasilitas yang ada di
kantor tidak dimanfaatkan untuk berkencan dan perilaku yang dinilai
berlebihan tidak terjadi di tempat kerja. Tempat-tempat tersebut
misalnya: ruang meeting, ruang kerja direktur/manager, ruang fotocopy,
kantin dan lift atau elevator. Tempat-tempat ini harus diusahakan bersih
dari kegiatan pacaran. Informasikan hal ini kepada semua pegawai dan
disertai sanksi bagi yang melanggar.
Hubungan Asmara Atasan - Bawahan
Kejelasan aturan main yang harus dilakukan jika
ternyata ada atasan yang menjalin hubungan asmara dengan bawahan mungkin
sangat perlu dipikirkan oleh HRD. Hal ini adalah demi menjaga kinerja
kedua belah pihak dan menghindarkan mereka dari risiko-risiko yang tidak
diinginkan seperti telah disebutkan di atas.
Beberapa Saran
Melarang individu untuk
menjalin hubungan asmara dengan teman di kantor mungkin merupakan suatu
hal yang mustahil dan tidak akan banyak manfaatnya. Bagaimana pun juga
hal tersebut merupakan hak setiap orang dan salah satu dari tugas
perkembangan yang harus dijalani oleh individu. Satu hal yang harus
diperhatikan adalah jangan sampai hubungan asmara tersebut merusak karir
dan hubungan orang tersebut bagi orang lain.
Beberapa hal berikut mungkin patut anda pertimbangan jika anda tetap ingin menjalin hubungan asmara dengan rekan kerja:
Pastikan bahwa Anda Mampu Menerima Berbagai Konsekuensi
Risiko orang berpacaran adalah ada masa indah dan ada
masa yang sangat menyakitkan. Pada masa-masa bahagia mungkin tidak ada
persoalan bagi anda untuk menghadapinya, namun jika muncul masa-masa
sulit maka pastikan anda sudah siap untuk menghadapinya. Jika seandainya
hubungan berakhir maka pastikan bahwa anda masih bisa bersikap
profesional bilamana bertemu atau bekerjasama kembali dengan mantan
kekasih anda tersebut.
Cerdik
Sebelum memutuskan untuk
menjalin hubungan asmara maka pastikan bhawa pasangan anda merupakan
orang yang dapat anda percayai. Artinya jangan sampai anda berkencan
dengan seseorang yang ternyata akan dengan gampang menceritakan hal-hal
yang menjadi rahasia anda (pribadi maupun bisnis) kepada orang lain.
Pilihlah pasangan dengan cerdik dan cermat
Hati-hati
Meski perusahaan tidak melarang anda untuk menjalin
hubungan dengan rekan kerja, namun hendaknya hal tersebut dilakukan
dengan hati-hati dan penuh tenggangrasa terhadap rekan-rekan kerja yang
lain. Artinya untuk mengungkapkan rasa sayang dan cinta anda hendaknya
tidak dilakukan secara berlebihan atau dilakukan di depan rekan-rekan
kerja lainnya. Anda dan pasangan harus bisa menjaga perasaan rekan kerja
yang lain dan tidak menggunakan waktu-waktu kerja untuk berpacaran.
Selain itu hindari penggunaan tempat-tempat maupun fasilitas kantor.
Usahakan tidak Berpacaran Dengan Bawahan Anda
Demi menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
atau hal-hal negatif seperti tuduhan pelecehan seksual, maka bagi anda
yang kebetulan memegang jabatan tertentu maka sebaiknya anda tidak
menjalin asmara dengan bawahan anda di kantor.
Lihat Dunia Lain
Merupakan suatu hal yang amat berguna bagi anda jika
anda dapat membatasi diri untuk tidak menghabiskan sebagian besar waktu
anda dengan pasangan anda. Jika hal ini tidak dapat anda lakukan, maka
itu sama artinya dengan menutup diri terhadap hal-hal baru. Selain itu
anda akan kehilangan banyak teman dan "network" sehingga jika
suatu saat anda ternyata putus hubungan dengan pacar anda, maka anda
akan kebingungan mencari teman baru. Padahal di satu sisi kita amat
membutuhkan teman dalam bekerja (untuk mensupport maupun bertukar
pikiran). Oleh karena itu, selama masa pacaran sangat penting bagi anda
berdua untuk tidak menerapkan prinsip: "DUNIA MILIK KITA BERDUA DAN YANG LAIN CUMA NGONTRAK". Oke.....(jp)
No comments:
Post a Comment