ads ads ads ads

Wednesday, December 10, 2014

Ingin Berbicara Layaknya Pemimpin, Ikuti Langkah Berikut

Ketika berbicara mengenai leadership atau kepemimpinan, intonasi dan warna suara menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan. Pemimpin, katakanlah politisi yang memiliki suara berat dan jelas lebih mampu menggaet para voters, juga CEO dengan suara berat mampu memimpin perusahaan yang besar.

Rosario Signorello, seorang periset dari UCLA Acoustic  Science meneliti tentang bagaimana kita bisa memperbaiki suara kita jika memang tidak terlahir dengan suara baritone. “Anda bisa mengakali suara Anda sehingga menguatkan persepsi orang bahwa kita adalah seorang pemimpin, ungkapnya kepada Wall Street Journal.

Signorello masih harus mempelajari teknik suara ini untuk kepemimpinan perempuan, tetapi bagi kaum pria, berikut beberapa cara tips untuk memperbaiki warna suara sehingga berkarakter seorang pemimpin.

Jangan Meniru-niru/Memalsukan Suara atau Aksen
Terpikir untuk mengikuti suara penyanyi Barry White yang berat? Tunggu dulu! Sengaja menirukan suara orang atau menurunkan tone suara agar terlihat lebih parau dan serak seperti ini justru terkesan tak bisa dipercaya. Menurut sebuah penelitian dari Universitas Miami dan Universitas Duke suara asli atau natural terdengar 80% lebih meyakinkan di mata karyawan dibandingkan suara yang dibuat-buat.

Kerahkan range suara Anda, dari yang paling tinggi hingga rendah
Tiga buah pidato yang dilakukan oleh politisi dalam tiga bahasa, diteliti oleh Signorello bersama dengan koleganya dalam sebuah studi tentang pola vokal politisi. Tujuan penelitian mereka adalah mencari pidato mana yang paling berkharisma. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sebuah alat synthesizer untuk mengukur akustik mereka. Selain itu, mereka juga mengartikan kata-kata yang diucapkan politisi yang berpidato. Dari penelitian tersebut, ditemukan hasil bahwa  pidato yang paling karismatik berasal dari pidato yang memanfaatkan permainan range suara. Ada satu waktu di mana orang yang berpidato bersuara tinggi dan rendah.

Turunkan intonasi ketika berbicara dengan kolega
Memanfaatkan nada tinggi saat berpidato, ternyata tidak demkian ketika berbicara dengan pemimpin lainnya. Menurut penelitian dari UCLA, para politisi tersebut cenderung merendahkan intonasi ketika berbicara dengan koleganya. Perbedaannya semakin terlihat ketika mereka tengah membicarakan topik yang tidak berbau politik.

Sumber : portalhr.com

No comments:

Post a Comment